Jumat, 31 Juli 2009

Cemas?


… anak adalah sumber kecemasan berabad-abad. Atau barangkali lebih tepat: anak adalah tempat seorang tua menggantungkan kecemasan-kecemasannya sendiri …

Indonesiaku


… barangkali mencintai tanah air, adalah merasa jadi bagian dari sebuah negeri, merasa terpaut dengan sebuah komunitas, merasa bahwa diri, identitas, nasib, terajut rapat.
Mencintai sebuah tanah air adalah merasakan, mungkin menyadari, bahwa tak ada negeri lain, tak ada bangsa lain, selain dari yang satu itu, yang bisa sebegitu rupa menggerakkan hati untuk hidup, mencintai, berkarya dan terutama untuk mati..
adakah rasa itu sedemikian lekat dalamku?

Harap


Film Brazil Terry Gilliam, horor dan komedi saling silang, tindih menindih. Adegan dimulai dengan sebuah etalase dan iklan televisi yang menawarkan pipa penghangat ruang. Seorang perempuan lewat dan sejenak, sebelum sebuah bom meledak. Tapi tak ada jerit. Tak ada sirene.
Barangkali, kita belum menginjakan anak tangga menuju dunia komedi gelap karya Terry Gilliam, di mana horor dan yang sehari-hari membentuk sebuah dunia yang ganjil. Tapi agaknya para teroris akan mulai terbentur pada pertanyaan: apakah yang mereka lakukan sebenarnya—sebuah pertunjukan teror untuk teror? Sebuah pameran kepiawaian menghilangkan jejak, merancang operasi di tengah kesulitan, dan tak lebih dari itu?
Saya kira tak lebih dari itu. Dan ketika pertunjukan buas yang kehilangan tujuan itu berhadapan dengan sesuatu yang lebih berharga—sebuah harapan, kita tahu siapa yang akan menang. Sebuah harap untuk kedamaian.

Lapar vs Kenyang


… di dunia yang penuh sesak dan penuh orang lapar, seorang yang kekenyangan berarti merenggutkan nyawa yang lain …

Ayam dan Mentari


Apakah mentari terbit karena ayam telah berkokok? Ataukah ayam berkokok karena mentari telah terbit?
Bukankah kita semua tahu bahwa mentari selalu terbit ada atau tiadanya ayam berkokok?