Selasa, 29 Juni 2010

Love



Suatu ketika kau bertanya kepada Tuhan,
"Tuhan, seberapa besar Engkau mencintai aku?"

dan Ia menjawab:
"sebesar ini .."
lalu Ia merentangkan tanganNya
dan wafat bagiku ...

Kamis, 24 Juni 2010

Humanis



“Saya percaya bahwa pada dasarnya manusia itu baik”

Anna Frank meresapkan dalam-dalam makna dibalik aksara yang ia torehkan dalam deretan panjang tulisannya. Kata-kata ini sedemikian mengembang dengan dasyat dan mengharu biru pada abad ke 20, sekalipun ia beserta keluarganya ditangkap oleh Nazi dan di masukan ke dalam kamp konsentrasi di Bergen-Belsen pada akhir musim dingin di penghujung tahun 1945 – tempat di mana ia mati.

Tapi kata yang penuh pengharapan itu tak sepenuhnya benar, bukan karena manusia “pada dasarnya jahat”. Kita bahka tidak mampu merumuskan “pada dasarnya”. Menjadi pahlawan atau bahkan menjadi penjahat bukanlah sebuah esensi yang hakiki dari seorang manusia. Barangkali yang tepat adalah, “berlaku pahlawanan” atau “berlaku kejahatan”. Sebab kedua hal tersebut sering datang dalam moment yang berbeda dan saling tumpang tindih.

Dua hal tersebut, tampak keterbatasan manusia dan juga kelebihannya.
Di tengah Alam Semesta yang raya ini, ia hanya satu diantara milyaran noktah, ia begitu bebas dan tentunya tak pernah mampu mengerti semuanya. Namun ia tetap bisa jika ia mau, menciptakan sesuatu yang baik bagi sesamanya.

Listen to the Nature



Dengar. Dengarkan burung berkicau
Angin yang bertiup di sela pepohonan
Air yang menggelora.
Lihat pohon, daun jatuh, dan bunga
Seperti pertama kali.

Engkau mungkin akan tiba-tiba bersentuhan
Dengan kenyataan, dengan sebuah taman Firdaus
Dari mana kita setelah jatuh dari kekanak-kanakan,
Dikucilkan karena pengetahuan.

Di saat itu barangkali kita berada dalam kurnia
Dimana tiada lagi pengetahuan ..

Sabtu, 19 Juni 2010

Miracle



Barangkali ketika Musa melemparkan tongkatnya ke Laut Merah, mukjijat yang diharapkan belum datang. Hanya ketika orang pertama menceburkan diri ke dalam laut, gelombang menyisih, dan air membelah diri menberikan jalan kering kepada orang Yahudi .. Mukjijat barangkali terjadi ketika iman dan usaha nyata berkolaborasi ..

Rabu, 16 Juni 2010

A Price of Silent


… Di setiap masa nampaknya selalu ada saat yang tak mudah untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam. Kita tidak tahu pasti bagaimana persisnya kata-kata akan diberi harga, dan apakah sebuah isyarat akan sampai, atau sebuah pendapat dan sebuah pengakuan atas sebuah persetubuhan atau perzinahan. Di luar pintu, pada saat seperti ini, hanya ada mendung, atau hujan., atau kebisuan, mungkin ketidakacuhan. Semuanya berjalan, berputar, menari ke gerbang surgawi …

Freedom


Dalam salah satu bagian novel Dostoyewski yang terkenal, Karamazov Bersaudara, ada satu cerita fantasi: Yesus datang kembali ke Spanyol ketika rezim Inkuisisi mengusut kehidupan beragama setiap orang dan menghukum siapa saja bila tampak menyeleweng dari jalan yang benar. Hampir tiap hari ada orang yang dibakar hidup-hidup. Yesus bersedih. Tetapi Sang Inkuisitor Agung malah menangkap Juru Selamat itu dan memberi argumen: ingatlah, manusia pada dasarnya tak bisa diberi kepercayaan untuk merdeka dan memilih jalannya sendiri.
Tetapi sejauh mana sebenarnya para pembesar agama bisa mengubah manusia—seraya mengabaikan kemerdekaan? Di awal tahun 1542 Calvin menguasai dan mengatur Jenewa sebagai sebuah ”negara Kristen”, dengan Alkitab sebagai sumber hukum dan para pendeta sebagai penafsirnya. Selama 25 tahun eksperimen ini berjalan. Tetapi kini, apa sisanya? Jenewa jadi sebuah kota di mana bank-bank beroperasi, memungut bunga juga dari uang simpanan yang mungkin saja tak halal. Dan di tahun 2000 ini kita semakin tahu: nama Tuhan tak bisa dipergunakan terus-menerus untuk memberi tera kepada kekuasaan manusia. Tiap premis yang mutlak pada akhirnya dibatalkan. Ada selalu yang akan mencari sebuah tempat yang masih membiarkan tanda tanya tetap hidup dan kerendahan hati memegang peran.
Barangkali kemerdekaan dimulai dengan hal kecil yang tak boleh dilakukan, dan hal kecil itu jadi perkara yang amat penting. Hal kecil, masalah besar: mungkin tak ada ukuran terhadap sesuatu yang ditiadakan dari sebuah ruang dalam diri kita yang paling dalam, paling privat, di mana kekuasaan dan kekuatan apa pun tak akan mampu menyentuh—meskipun kita ketakutan.
Kemerdekaan hadir sepenuhnya ketika ketakutan itu tak ada.

Sabtu, 12 Juni 2010

Space


“But the most exciting, challenging and significant relationship of all is the one you have with yourself. And if you can find someone to love, well, that's just fabulous.”(Sex and the City)

Mencintai dan dicintai. Adakah yang lebih indah dari itu?
Namun barangkali cinta adan jarak bukanlah suatu hal yang terlalu menggelembung, sebab keduanya begitu pekat dan erat. Bukankah seindah apa pun huruf ditulis, apakah ia ada makna apabila tidak ada jarak? Atau apakah ia mampu dimengerti jika tak ada sebuah spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak ketika ada ruang? Dan saling menyayang apabila ada jarak? Nafas akan menjadi lega dengan sepasang paru-paru yang dibagi. Dan darah mampu mengalir dengan keras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Cinta dan jiwa tidak lah dibelah, tetapi memberi makna bersua dengan jiwa lain yang bergandangan dan berjalan searah.
Barangkali bijak jika tak mengeliminasi seseorang dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari, peganglah tanganku, tapi jangan terlalu erat. Karena aku ini berjalan seiring, bukan digiring!

Dan kalimat yang pernah ku baca itu kembali mengembang bersama denting piano “Come and Get Your Love” Chuck Montana.