Tiap pensil selalu menjadi isyarat bahwa ada yang lain dari sebuah kesempurnaan. Maka ia menulis puisi dan prosa, membawakan nyanyian, membentuk garis, merembeskan warna, mengundang Yang Indah singgah, walau Yang Indah itu bukan puisi, lagu, dan warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar