Kata-kata dalam kepalaku, bermainlah di pucuk-pucuk daun teh, di sebaris-baris embun yang bertengger, memusingi wadah dan riak benak, bergulung-gulunglah bersama mega, riang rialah bersama rintik hujan.
Kerap yang damai itu buyar, yang tenteram itu hilang, yang senandung sudah usai, tapi hati masih menyimpan sepotong bulan untuk menyepuh lantai-lantai jiwa ini dengan hangat lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar