Sebuah lilin kecil berada dalam genggaman.
Lalu ia dibawa ke sebuah ruang gelap dengan tangga menjulang keatas.
“Mau dibawah kemanakah aku?”
“Oh, aku akan menjadikanmu cahaya terang yang amat besar.”
“Tapi, bagaimana mungkin? Aku hanya sebuah kerdip lilin kecil”
“engkau mungkin tak perlu tahu akan hal itu. Aku hanya ingin engkau tetap bercahaya. Itu sudah cukup.”
Lalu, lilin kecil dibawa keatas sebuah menara mercusuar.
Dengan api yang kecil, ia menyulutkan ke sebuah perapian yang besar. Lalu di depannya diletakan sebuah cermin cembung, sehingga cahayanya memantul bermil-mil jauhnya. Cahayanya kini memandu kapal-kapal yang berlabuh di sekitar dermaga.
Kita adalah lilin kecil dalam genggamanNya.
Mungkin tak perlu kita ketahui rencana agungNya,
Cukuplah kata ini, “Aku hanya ingin engkau tetap bercahaya”
“Mau dibawah kemanakah aku?”
“Oh, aku akan menjadikanmu cahaya terang yang amat besar.”
“Tapi, bagaimana mungkin? Aku hanya sebuah kerdip lilin kecil”
“engkau mungkin tak perlu tahu akan hal itu. Aku hanya ingin engkau tetap bercahaya. Itu sudah cukup.”
Lalu, lilin kecil dibawa keatas sebuah menara mercusuar.
Dengan api yang kecil, ia menyulutkan ke sebuah perapian yang besar. Lalu di depannya diletakan sebuah cermin cembung, sehingga cahayanya memantul bermil-mil jauhnya. Cahayanya kini memandu kapal-kapal yang berlabuh di sekitar dermaga.
Kita adalah lilin kecil dalam genggamanNya.
Mungkin tak perlu kita ketahui rencana agungNya,
Cukuplah kata ini, “Aku hanya ingin engkau tetap bercahaya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar