“Holy, holy, holy!
The LORD Almighty is holy! His glory fills the world."
Kalimat yang pernah membuncah dan terekam oleh Yesaya terdengar kembali dari dalam Katedral Saint John. Kata serupa yang seperti mabuk itu ditulis kembali oleh Allen Ginsberg “Everything is holy, everybody is holy, holy! holy!”
Sebuah kalimat yang berbahaya. Jika semua hal adalah kudus, maka kudus itu ada di pojok ruangan, di balik sapu lidi yang pejal, di dalam cerek perak milik si mbok, di dalam botol susu, di lipatan surat kabar harian, dan barangkali ada di ujung pelangi di sudut bumi.
Jika semua orang adalah kudus, maka orang yang paling licik dan jahat, koruptor tengik, musuh yang berwajah malaikat, dan mungkin juga penjaja tubuh komersil di pojok remang malam juga termasuk dalam deretan para kudus.
Tapi barangkali kalimat diatas adalah kalimat yang magis. Bukankah jika semua hal adalah suci, maka hal yang pantas dilakukan untuknya adalah yang suci – semata-mata dilakukan hanya untuk yang Tersuci, sekalipun dalam keringkihan ragawi?
Sanctus, sanctus, sanctus Dominus Deus!
“Suci, suci, suci Allah Kang Mahakwasa. Salumahé bumi kebak kaluhurané.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar