Senin, 09 Agustus 2010

Secangkir Kopi




Hidup itu seperti segelas kopi dengan sedikit gula. Pahit, Gelap…tapi banyak yang suka.
(Mbah Jiwo. Malang. 2009)

Kepada manusia yang sedang meracik, menakar, atau kepada manusia yang menghisap dalam-dalam aroma secangkir kopi, sesungguhnya tak sedang bekerja dalam berdimensi tempat. Mereka juga sedang bekerja dalam dimensi waktu, dan tanpa ia sadari telah menorehkan makna tanpa aksara.

Dengan segelas kopi, aku menyadari bahwa setiap kata yang berkelebat dalam ruang kepalaku adalah makna. Setiap pertanyaan yang selalu tidak puas untuk dijawab, adalah sebuah kesempatan untuk memberikan ruang kesadaran kepadaku untuk berulang berpikir, melihat dan merasa. Dengan terus berulang aku berpikir, melihat dan merasa, aku menyadari bahwa sesungguhnya segala adalah ada.
Ada eksitensi melankoli yang mengembang dan terserak, ada kebersamaan yang tumpang tindih, dan ada romansa yang tak mengenal genetik, ada hangat relialitas yang hadir dan menyapa.

Barangkali bagi seorang penikmat, ia akan menemukan dunia dalam secangkir kopi. Selalu.


*) untuk SwiePhie, dan semua sahabat penikmat kopi .. :)

2 komentar:

Swie Phie mengatakan...

Dengan secangkir kopi, aku merasakan kenikmatan disamping rasa pahit, yang membawaku ingin kembali utk menikmati n merengguk aroma tersebut berulang2. Begitu jg dgn hidup ini..walaupun banyak rasa sakit dan kecewa yang terjadi, slalu ada kenikmatan, keindahan, kebahagian dibalik rasa sakit tsb. Seringkali aku terpaku pada rasa sakit itu sehingga tidak merasakan kenikmatan yg ada di sekililingku...
Dengan secangkir kopi, aku diingatkan kembali utk menyadari dan melihat bahwa di setiap kesulitan slalu ada harapan yang membuatku tetap kuat, bertahan utk melewati smuanya...
Thks friend for this article..

Bernardi Ng mengatakan...

haha.. kaget aku liat bu Swie Phie komentar ..
mari kita duduk dan minum ice latte lagi bersama ..
haha