Jumat, 17 September 2010

Rose and Thorn



To have the rose, you must accept the thorns...
Memiliki mawar berarti juga menerima duri. Barangkali demikian dengan cinta, jangan mencintai jika tak ingin terluka. Namun, ada yang yang ironis memang; bahwa ketika masuk dalam cinta yang luas dan paripurna, luka menjadi sebuah pengalaman batin yang menguatkan..

Kamis, 16 September 2010

God's Dice



Barangkali tidak ada yang kebetulan. Semua perjumpaan, setiap moment dalam hidup adalah serpihan kecil dalam satu tatanan mozaik yang besar. Sedang Tuhan menatanya sedemikian baik. Yakinlah Tuhan tidak bermain dadu di atas hidup makhluk ciptaanNya...

Am I Happy?



Jika engkau dihadapkan pada pertanyaan: Mana yang lebih menjanjikan kebahagiaan; menikah atau melajang? Barangkali tidak ada jawaban mutlak. Bukankah ada pasangan atau tidak ada pasangan, tidak menghambat kita untuk meraih kebahagiaan? Dan sebuah kebahagiaan tidak diindikasi dari sepotong status. Namun kerap, kebahagiaan selalu menjadi sempurna ketika ia dilambungkan dan dibagikan.

Menikah adalah status yang berarti ada "pagar", mau keluar pagar boleh? Selalu ada jawaban boleh, asalkan maaf, keluar ‘pagar’ tidak berarti selingkuh.
Menjomblo artinya jiwa yang bebas bertualang, tetapi ingat bahwa bebas berpetualang tidak selalu berarti bebas ‘merumput’.. karena manusia tak makan rumput!


*) Thanks Tiono & Felly for provide pic.

Anatman dan Anitya



Buddha tidak hanya mengajarkan dukkha dalam kehidupan, Ia juga mengajarkan anatman dan anitya; ia menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang sama, tidak ada yang permanen. Hidup adalah sebuah arus eksitensi yang selalu lahir dan kembali, tapi tiap-tiap kali berbeda. Tiap-tiap satu momen kelahiran tak ingat akan kelahiran sebelumnya, juga tak akan tahu kelahiran kelak..

Karena segala sesuatu tidak kekal dan selalu berubah, kita tidak perlu merasa sedih dan down menghadapi semua kesulitan.. segala yang datang - dihadapi, yang pergi - jangan dicari; yang belum datang - jangan dinanti...


*) thanks to Bu Swie Phie for contribute.

Jumat, 03 September 2010

A Journey: Karimun Jawa




Karimun Jawa. Kata ini telah menginfeksi kami jauh-jauh hari sebelum kami menginjakkan kaki di pulau sejauh kurang lebih 550 kilometer dari ibu kota. Dibutuhkan kurang lebih 15 jam untuk menjangkau pulau Karimun Jawa, salah satu dari 22 pulau besar yang terletak dalam gugusan pulau yang teduh dan tersembunyi di Laut Jawa tersebut. Luas daratan Karimun Jawa tak lebih dari 1.500ha, sedang sekelilingnya adalah biru bening yang mempesona seluas 11.000ha. Takjub takjim mengembang sedang lidah tak lagi banyak berkomentar. Memang, segala yang indah hanya mampu ditangkap panca indra sedang lidah dan otak tak lagi mampu berkosakata.

Karimun Jawa. Pagi dan sore di pulau ini adalah pesona pagi dan sore pertama di dunia. Ada warna yang padat dan peja, bertumpuk dan berserakan. Dan langit adalah kanvas besar yang dasyat. Merah, jingga kembara, lembayung, kuning, biru bertumpuk dan pecah di layar datar yang maha raya.
Gradasi biru laut memudar seiring landai ke tepian pantai, pasir putih dan bertemu dengan kehijauan flora. Tercatat tak kurang dari 400 spesies biota laut dimana sebagian besar adalah ikan hias, termasuk cagar alam, penangkaran hiu jinak, dan penangkaran penyu hijau.

Karimun jawa, barangkali adalah sebuah pulau – tentu saja. Namun, perjalanan, aroma garam dalam air laut, warna warni yang berpendar, semilir angin dibawah pohon kelapa, siluet kapal petani dibalik mentari merah senja, haram ikan bakar menu makan siang, dan tidur di kereta .. adalah sebuah mozaik yang unik dalam sebuah penziarahan, sebuah petualangan.
Barangkali petualangan adalah sebuah candu. Jangan pernah memulai sebuah petualangan ketika tak mampu untuk melepaskan diri dan berjalan bersamanya menuju sanctuary itu ...

http://www.youtube.com/watch?v=ABatidnGC54