Jumat, 16 Mei 2008

Mamat


"Mak", Mamat mencolek paha ibunya yang sedang tertidur dengan kakinya.
"Mmm.." emak menyahut sekenanya.
"Bosan" ujar Mamat.
"Maen sana",ujar emak yang masih terkantuk - kantuk menunggui dagangannya yang tak laku - laku sejak pagi tadi.
Mamat diam saja.
"Mak", kali ini sedikit keras.
Apa sih lu?", emak agak marah.
"Aku bosan", Mamat mengulang lagi.
"Ya sudah maen sana", emak mulai marah tapi tetap berbaring dan berjuang melawan kantuk.
Aaah! Mamat merasa tak puas dengan perhatian emak dan kali ini lebih keras mencolek paha emak dengan kakinya.
Emak bangun lalu memukul Mamat dengan gagang kipas pengusir lalat yang sedari tadi berkeliling di atas kue dagangannya.

"Kurang ajar!", Mamat berhasil menghindar dari pukulan emak kemudian berlalu pergi sambil teriak..."Wek! Gak kena Wek!", kepada emak.
"Anak setan!", emak tak kalah kencang meneriakinya.

Mamat yang hidup di pinggir pasar yang terletak di daerah Jakarta Barat adalah salah satu dari sekian banyak gambaran anak Indonesia yang hidup dijalanan ibu kota yang keras dan liar.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

so what gitu loh?