Senin, 22 September 2008

Kapitalisme

Kapitalisme selalu akan mengubah tanah menjadi ruang yang bisa dipertukarkan, setelah itu dikonsumsi. Konsumsi adalah cara untuk menghabisi. Si petak tanah tak ubah nasibnya seperti sebongkah nasi tumpeng: ia di tata dengan indah, diberi makna simbolik, tapi tak lama setelah itu ia akan menjadi santapan, benda yang dikunyah dan ditelan.
Ya, konsumsi adalah menghabisi! membuat ludus!
Tapi, terlepas dari statusnya yang unik dan tunggal, ia selalu bisa dipertukarkan dengan sesuatu yang tak selalu tampak. Dalam agama, ia disebut "rahmat Tuhan"; dalam kapitalisme ia disebut "harga" yang tentunya ditentukan oleh "the invisible hand"

2 komentar:

Anonim mengatakan...

A little child, a picture of kapitalisem?????????????

Anonim mengatakan...

thanks for your concern.
can you help me to count how many children sold per annum?