Sabtu, 28 November 2009

2012



Artikel ini tentulah bukan mempromosi film 2012, sebab tanpa di promosi di blog ini film yang diliris di Hollywood ini sudah laris seiring pop corn yang dijual sebagai cemilan. Ya, cemilan ketika kita melihat sebuah film kiamat.
2012 awalnya adalah sebuah angka, namun sejanak setelah itu merebak menjadi sebuah momentum. Sebab ada moment besar di balik angka tersebut; ada kematian massal, kehidupan dunia yang dalam hitungan saat lintang pukang, manusia kocar kasir, dan dunia hancur lebur.
Ada tsunami setinggi gunung Himalaya. Ada lubang menganga di bumi. Ada gunung menjadi datar. Ada api yang membuat horizon menjadi merah. Adegan tersebut hanya dalam pikiran manusia. Dan manusia membuat imaji menjadi nyata. Di atas layar lebar itu imaji tuah ruah dengan warna, dan berselang penuh suara.
Namun, bagaimanapun 2012 adalah imaji yang tertuang. Tak akan ada, dan mungkin tak akan pernah ada yang tau persis kapan moment itu akan ada dan tiada.
Barangkali sejam lagi, barangkali malam ini, mungkin besok, lusa, tahun depan, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi .. 2012? 2020? 2200?
Barangkali yang lebih pasti, bahwa setiap makhluk hidup, tanpa ada kecuali, sedang perjalan menuju moment itu. Sebuah keabadian!

Tidak ada komentar: