Sabtu, 28 November 2009

Yehonala


Tak ada yang mampu merintangi jalannya halilintar! barangkali juga tak ada yang mampu merintangi sebuah hasrat besar yang timbul dari sebuah hati. Mungkin di sana segala jalan ditebarkan termasuk korupsi yang licik itu.
Yehonala paham benar hasrat yang muncul dalam hatinya yang kecil.
Ia lahir dari keluarga yang sederhana sekalipun ayahnya seorang gubenur di suatu propinsi di kerajaan China abad awal 19. Mengawali kisahnya dengan sangat menyedihkan, menghantarkan peti mati ayahnya ke Beijing dengan menyewa jasa beberapa pengangkut peti mati. Karena kelamaan karena kurang biaya, berbulan-bulan peti terlantar itu sudah menebarkan bau dan berselimutkan lalat.
Nasib selalu bermain diantara manusia yang berani mengambil resiko. Bermodalkan keturunan Manchuria, ia ikut dalam kontes pemilihan permaisuri raja. Ia terpilih menjadi permaisuri tingkat empat dari Kaisar Hsien Feng.
Kisahnya tak sampai di klimaks tersebut, ia menyogok kasim dengan emas yang paling berharga hanya untuk bisa bermalam di kamar kaisar semalam.
Dan kisah pendek ini lah yang menjadikan dirinya sebagai ibu kaisar di kemudian hari. Ia menjadi janda di udia 26 dan ia menutup usia ketika lanjut usia, ia menghantarkan kekaisaran pada batas yg paling ujung. Ia menjadi ibu kaisar untuk beberapa kaisar, berperang melawan perang candu, meminimalisir kekuasaan dunia barat yang terus menggempur beberapa bagian China.
Kisahnya adalah sebuah kisah yang berani mendobrak tradisi. Selir kaisar yang isinya 3000 orang atau bahkan permaisuri dalam sejarah tak pernah mampu mendobrak tradisi kekaisaran. Zaman itu, perempuan adalah pajangan kering tanpa obsesi. Perempuan berlomba melahirkan keturunan Sang Naga tapi tanpa pernah tahu mengontrol sebuah negara yang besar. Perempuan hanya menyulam dan berdandan, tanpa pernah ada hasrat lagi untuk dunia politik dan sastra.
Sekali lagi, barangkali hasrat yang membuat Yehonala demikian hidup dalam kisah sekalipun waktu telah meninggalkannya ratusan tahun lamanya.

Tidak ada komentar: