Sabtu, 18 Desember 2010

December



Petit papa Noël
Quand tu descendras du ciel
Avec des jouets par milliers
N'oublie pas mon petit soulier.

Santa Claus kecil, ketika engkau datang dari langit,
Dengan ribuan mainan bersamamu,
Jangan lupa untuk meninggalkan sebuah mainan di kaus kakiku.

Desember adalah suatu momen menunggu. Malam akan selalu berlalu, lalu kalender dirobek dan diganti yang baru. Desember melesat dengan cepat, dan pada diri hari kita akan dicegat sebuah pertanyaan: apa yang akan datang? Siapa yang akan datang? Apa yang yang baru? Bagaimana yang baru?
Empat minggu sebelum hari Natal, yang beragama Kristen menamakannya sebuah momen advent. Advent diambil dari bahasa Latin yang berarti kedatangan, suatu ketibaan, yang penting dan luar biasa. Namun apa yang ditunggu kedatangannya adalah sesuatu yang abstrak, entah itu sebuah mukjijat, entah itu sebuah yang mustahil, atau barangkali sebuah bencana. Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi..
Namun dibalik itu, Desember adalah sebuah momen harap. Dibalik pohon natal plastik berdebu, diantara kerlip lampu natal, diantara tanda “sale” di shopping center, diantara kartu, sms, dan bbm natal, ada sebuah harap yang dilambungkan. Harap yang dibangun pada sebuah penyerahan, bukan pada sebuah iman yang patah. Sebuah harap bahwa Sang Suci merasuk pada hidup yang temporal.
Kita semua tahu, bahwa ketika Sang Suci hadir dan hidup yang temporal, ada keajaiban dan mukjijat dalam hal yang paling sepele, dalam hal yang paling nadir sekalipun. Semua benda dan hal menjadi sebuah kata “Engkau”.
Desember adalah sebuah bulan tanpa patah harap.

Tidak ada komentar: