Senin, 21 Januari 2008

Seabad Pekan Doa Sedunia


Embrio pemikiran Paul Wattson tentang kesatuan umat Kristen sedunia dalam doa menetaskan Pekan Doa Sedunia (PDS) pada tahun 1908, tepatnya pada tanggal 18 – 25 Januari, suatu momen untuk mengisi hari-hari antara pesta Santo Petrus dan Santo Paulus. Sungguhpun acara tahun tersebut sudah berjalan seabad penuh, rupanya baru 40 tahun yang lalu seluruh gereja sedunia menerima untuk pertama kalinya bahan-bahan mengenai PDS yang dipersiapkan oleh Dewan Gereja Sedunia.
Kini, bersama seluruh gereja sedunia, Anglikan, Protestan, Ortodoks, Katolik tengah mempersiapkan diri untuk merayakan PDS sebagai suatu momen khusus dimana doa bersama dipanjatkan sebagai satu kesatuan yang penuh harapan dan kegembiran.
Tentunya usaha persatuan umat Kristiani tidak hanya terbatas pada satu pekan. Kita semua didorong untuk menggunakan pada kesempatan yang cocok sepanjang tahun guna mengungkapkan rasa kesatuan dari gereja-gereja, dan berdoa bersama bagi persatuan yang penuh sebagaimana dikehendaki oleh Kristus sendiri.

Tetaplah Berdoa
PDS tahun 2008 ini mengambil tema yang diambil dari teks Kitab Suci, “Pray without ceasing”, tetaplah berdoa (1 Tes 5:17), menekankan pentingnya peranan doa dalam umat Kristiani sebagai anggota dari Tubuh Kristus yang satu, dan hubungannya dengan sesama anggota lainnya.
Surat rasul paulus kepada jemaat di Tesalonika ditulisnya pada tahun 50-51. ia memang memiliki hubungan yang erat dengan umat di Tesalonika. Ia menulis beberapa surat ketika ia dipenjara bersama Silvanus dan Timotius setelah ditangkap dan disiksa di Filipi, ia mengharapkan bahwa jemaat di Tesalonika mampu bertumbuh dalam iman dan kasih dan saling mengingatkan satu sama lain.
Demikian juga dengan jemaat Kristen sedunia, dengan menyatukan kedua tugas dari Gereja dan karya misi ini, tema Minggu doa untuk persatuan Gereja tahun ini bermaksud menekankan hubungan mendasar antara usaha untuk berdoa demi persatuan di antara umat Kristen dan berinisiatip untuk menjawab kekurangan dan penderitaan umat manusia. Roh yang sama menjadikan kita saudara dan saudari dalam Kristus dan menguatkan kita untuk menyentuh kebutuhan semua manusia yang berkekurangan. Roh yang sama, yang sedang berkarya untuk merealisasikan usaha persatuan umat Kristen juga memberikan kekuatan kepada setiap gerakan yang mengarah pada pembaruan muka bumi. Setiap upaya mengurangi penderitaan akan menampakkan persatuan di antara kita, dan setiap langkah kepada persatuan membuat seluruh Tubuh Kristus semakin kuat.

Delapan Hari PDS
Hari pertama: tetaplah berdoa (1 Tes 5:17)

Dalam Injil Lukas dikisahkan seorang yang mencari keadilan dengan terus berseru-seru kepada hakim, dan akhirnya permintaanya dikabulkan. Deikian juga dengan kita, umat Kristiani, doa yang diserukan kepada Tuhan dalam kesetiaan akan dijawab olehNya. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Luk 18:7).
Hari kedua: Berdoalah senantiasa, percaya kepada Allah
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:18. Cerita Nabi Elia yang dicatat dalam Kitab Raja-raja membuktikan bahwa hanya Allah yang hidup yang memberikan api kepada bahan kurban. Menyadari hal ini, para penyembang dewa baal berbalik kepada Tuhan. Demikian juga kita, percaya hanya dalam satu nama Tuhan.
Hari ketiga: Berdoa senantiasa untuk perubahan hati
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:14. Cerita mengenai Nabi Yusus yang diutus Tuhan untuk mempertobatkan penduduk di Niniwe. Demikian juga kita, dipanggil untuk mendengarkan Tuhan dan menyesal dan berbalik, sebegitu pentingnya berrekonsiliasi.
Hari keempat: Berdoa senantiasa untuk keadilan
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:15. Bersama seluruh umat Kristiani lainnya, kita mendoakan keadilan, penghormatan kepada hakekat kemanusiaan.
Hari kelima: Berdoa senantiasa dengan hati yang sabar
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:14. Kesabaran dalam berdoa memang dibutuhkan. Kadang doa kita seakan tak dijawab, tapi biarlah Tuhan bekerja dalam caraNya, dalam waktuNya. Tapi tak hanya dalam berdoa saja, kita dipanggil menjadi sabar dalam setiap hal, dalam setiap peristiwa.
Hari keenam: Berdoa senantiasa atas rahmat untuk bekerja bersama Tuhan
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:16. Allah bersama manusia, ciptaannya, hendaknya adalah satu kolaborasi yang indah. Seperti jemaat di Tesalonika, hendaknya kita juga senantiasa bergembira dan berdoa tiada henti, dan tentunya bekerja bersama Tuhan dalam dunia ini.
Hari ketujuh: Berdoa senantiasa unutuk hal yang kita butuhkan
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:14. Cerita Hanna yang tidak dapat melahirkan dan menimbulkan stress yang hebat pada dirinya menjadi inspirasi. Ia senantiasa berdoa untuk hal yang ia butuhkan, dan kita tahu bahwa Samuel (yang kuminta dari Tuhan) dilahirkan. Kita didorong berdoa untuk yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Hari kedelapan: Berdoa senantiasa, agar semua menjadi satu.
Renungan hari ini diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika 5:13b. Melalui babtisan kita telah menjadi satu dalam Tuhan. Demikian juga dalam Yoh 7:22 “supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu”!

Tidak ada komentar: