Selasa, 03 Juni 2008

Blue Ocean of Life


I do not know what I may appear to the world. But to myself I seem to have been only a boy playing on the sea shore, and diverting myself in now and then finding a smooter pebble or a prettier shell than ordinary, shilst the great ocean of truth lay all undiscovered before me!
Saya tidak tahu bagaimana dunia memandang saya, namun saya memandang diri saya sendiri tak lain dari seorang bocah yang sedang bermain-main di pantai, dan kadang-kadang mengalihkan perhatian saya untuk mencari coral yang lebih halus, atau kulit kerang yang lebih indah daripada biasanya. Sedang di depan saya terbentang lautan kebenaran yang tak terselami.
Sir Isaac newton, ahli matematika kelahiran Inggris, sepanjang hidupnya merasa dirinya tak pernah menyelam dalam laut biru kebenaran itu. Ia hanya menganggap diri hanya bermain di sepanjang horison pertemuan lautan dan darat, di hamparan panjang pasir.

Manusia adalah makhluk yang bermain. Ia bermain dengan waktu, nasib, waktu, spekulasi, dan bermain dengan ego dan imaji. Celakanya, sebagian tak pernah tahu ada samudra kebenaran yang terhampar. Ia begitu sibuk dengan dirinya tanpa pernah tahu dan tahu-tahu ia terkubur oleh pasir yang ia bangun sendiri.
Sebagian begitu senang, tapi akhirnya tengelam!

Tidak ada komentar: