Kamis, 08 Januari 2009

Tahtagata


Boris Paternak, novelis kebangsaan Rusia menulis; “kerap orang tak bisa menikmati hari karena penuh cemas, bagi mereka membuka jendela terasa seperti membuka nadi.” Padahal seperti kata bob Dylan dalam syairnya: you dont always need a weatherman to know which way the wind blows, kita tak membutuhkan juru cuaca untuk menentukan ke arah mana angin berhembus.

Sang Sidharta Budha Gautama memiliki banyak nama. Salah satunya, Tathagata – sebuah nama yang memiliki makna ganda. Tath-agata: datanglah dan Tatha-gata: pergilah. Kita diajak tak terpaku dan melekat pada masa lalu dan berupaya menangkap hari ini demi yang akan datang. Atau seperti kata Santo Martinus Biberach, “saya datang tapi tak tahu dari mana, saya pergi tapi saya tak tahu kemana”. Baginya, ia menikmati hidup sekarang tak terjerat dari nostalgia masa lalu dan mimpi masa depan.
Mungkin benarlah kata penulis dalam Wedhatama, memahami hidup karena menjalani hidup.

What has happened before will happen again. What has been done before will be done again. There is nothing new under sun shine.

Tidak ada komentar: