Minggu, 22 Februari 2009

Kontemplasi


Aku berdiri di pojok sebuah toko buku, dengan buku berisi gambar pariwisata di Jepang berada di gengamanku.
Di suatu lembar, tergambar pohon sakura yang mekar pekat dengan latar patung Budha yang maha besar. Di tangga menuju patung itu berjejar biksu dalam kekhusukan yg dalam.
Aku membayangkan mereka berdiri ditengah hutan dan kesunyian, patung dan puing, kabut dan hujan.
Bukankah suatu hal yang menakjubkan? Tidakkah mereka tengah bersatu dengan waktu yang tak gampang diukur yang dihamparkan ke khalayak ramai? Suatu waktu yang dalam, yang ekstasis, yang maha dasyat. Sebab ketika saat itu sang subjek raib, tak lagi berdaulat.
Hidup ini tak ada yang permanen, tak ada subjek yang sama. Eksitensi hidup selalu mengalir, selalu mengulang hal yang sama; kelahiran, kematian, tapi tak akan ada moment yang lahir dan terjadi kembali.
Mungkin mereka yang komtemplatif akan tersenyum; memandang hutan adalah sebuah kesunyian yang dalam, patung adalah puing, dan hujan seperti kabut.

Tidak ada komentar: